Begin with the End in Mind

Dalam film The Founder, dikisahkan Ray Kroc semula adalah salesman sebuah brand mixer pembuat milkshake. Suatu saat Kroc hendak menawarkan mesin ke restoran McDonald’s di San Bernardino. Disana dia terkesan dengan kecepatan dari sepasang saudara Mac & Dick dalam membuat burger.

Dimana jika burger yang biasa di tempat lain membutuhkan waktu penyajian 30 menit, di McDonald’s hanya perlu 30 detik.

Seketika Kroc melihat potensial dari restoran tersebut, dan membayangkan untuk mengambil alih perusahaan dari dua bersaudara ini dan menciptakan sebuah kerajaan dengan omset miliaran dollar sebagai tujuannya.

Mulailah dengan tujuan akhir.

Sumber foto : fabufacture.co.uk

Sebelumnya telah dibahas bahwa dalam implementasi 5S bukan hanya sekedar kebersihan. Terkadang 5S dilakukan saat ada audit atau ada tamu yang datang. Karena bersih itu bukan tujuan, tapi merupakan syarat. 5S merupakan langkah awal menuju program jangka panjang kesehatan perusahaan kita.

5S menjadi barometer manajemen, karena pabrik yang berjalan dengan lancar maka kemungkinan besar dikendalikan oleh sistem yang baik yang melibatkan setiap orang untuk berpartisipasi. 5S menjadi indikator pertama untuk mengetahui apakah pekerjaan berjalan dengan lancar atau tidak.

Yang menjadi target pada kampanye 5S adalah pada langkah S kelima (S-5), yaitu Pembiasaan (Shitsuke / Sustaining / Rajin) memiliki tujuan untuk menjamin keberhasilan dari kontinuitas program 5S sebagai suatu disiplin kerja sehingga menjadi budaya atau berkelanjutan karena pembiasaan.

Sehingga penerapan 5S dapat bertahan dalam jangka panjang, karena 5S tidak lagi dianggap sebagai sebuah proyek namun lebih menjadi cara kerja sehari-hari.

Pembiasaan ini dapat mengubah kebiasaan seseorang, yaitu melakukan hal yang benar sebagai suatu kebiasaan dengan cara melakukan pekerjaan berulang-ulang sehingga secara alami dapat menjadi melakukannya dengan benar.

Pembiasaan ini dapat terjadi jika telah terjadi Pemantapan (Seiketsu / Standardizing / Rawat), sebagai S yang keempat (S-4) dalam penerapan 5S.

Pemantapan ini dapat kita ciptakan dalam tempat kerja yang disiplin, dengan memberikan instruksi yang telah kita standarisasi sebagai rutinitas. Dengan standarisasi maka pembiasaan yang diinginkan dapat tercapai.

Disiplin dan rutinitas harus kita jalankan, kita harus naik tangga, bukan memilih naik eskalator sebagai jalan pintas. 

Apa yang rutinitas. Salah satunya adalah Pembersihan (Seiso / Sweeping / Resik), yaitu S ketiga (S-3) dalam 5S. Membersihkan ini merupakan lebih dari sekedar membuat barang bersih, yaitu dengan menghilangkan debu, kotoran dan benda asing. 

Namun pembersihan juga termasuk menghilangkan penyebab masalah satu demi satu. Pembersihan juga termasuk memeriksa apakah suatu peralatan dapat bekerja dengan baik atau tidak. Sehingga pembersihan juga merupakan proses deteksi dan koreksi.

Kurangilah budaya dan mentalitas dengan merasa bahwa pembersihan dan sanitasi merupakan bagian dari sektor jasa, yaitu untuk melakukannya kita cukup dengan membayar orang. Sehingga jangan punya pikiran bahwa pembersihan merupakan sekedar membersihkan dan memandangnya sebagai pekerjaan yang melelahkan. Jadi, yuk kita jadikan budaya.

Untuk mendukung pembersihan, maka pastikan dilakukan Penataan (Seiton / Setting in order / Rapi), sebagai langkah kedua (S-2) dari aktivitas 5S yang merupakan kegiatan menata tata letak barang, ruangan, peralatan dan perlengkapan kerja dengan rapi sehingga memudahkan untuk mencari, mudah untuk menemukan dan mudah untuk mengembalikan dan segalanya selalu siap pada saat diperlukan.

Penataan berarti menyimpan barang namun dengan tetap memperhatikan efisiensi, mutu dan keamanan serta mencari cara penyimpanan yang optimal. Untuk itu harus dilakukan secara terukur dan teratur. Karena dengan kerapian dan keteraturan yang sangat tinggi maka hal ini dapat menghilangkan pemborosan waktu dalam mengambil  dan menyimpan barang.

Dan akhirnya Pemilahan (Seiri / Sorting / Ringkas) dalam 5S merupakan langkah pertama (S-1) sebagai seni dalam memilih dan memilah lalu membuang barang. Sebagai langkah awal, pilih dan pilah sehingga menjadi ringkas merupakan langkah yang paling penting serta merupakan prioritas tertinggi diantara 5S.

Tidak boleh ada keraguan saat melakukan pemilahan hingga membuang barang tersebut, dan jauhkan pikiran “bila dibuang pemborosan”. Berlakulah tegas terhadap diri sendiri dan team, serta pertahankan keputusan tersebut.

Dalam langkah pertama dari 5S ini mengajarkan kita akan perlunya untuk tidak hanya mengerjakan segala hal, tapi harus juga memperhatikan pemilahan. Jika kita mengabaikan proses pemilahan, maka seringkali kita akan cenderung tidak dapat melihat sasaran maupun caranya.

Kembali pada film The Founder, Kroc merealisasikan tujuan dari idenya yaitu menjadikan McDonals sebagai restoran fast food yang harganya murah dan gampang dimakan. Lalu menjadikan sistem waralaba alias franchise untuk mengembangkan McDonald’s. 

Kroc pun bekerja sama dengan Mac & Dick dengan melebarkan sayap dengan membuka gerai-gerai waralaba, mengganti es krim dan milkshake konvensional menjadi bentuk bubuk yang enggak membutuhkan pendingin, menggandeng investor-investor middle class, bahkan membeli hak atas nama “McDonald’s” dari kakak beradik tersebut hanya dengan 2,7 juta dolar (sekitar Rp2,7 miliar).

Dengan menentukan tujuan yang ingin dicapai, kita akan dapat menentukan langkah yang akan ditempuh dengan harapan langkah tersebut akan membantu kita mencapai tujuan.

Salam sehat dan salam improvement.

23.12.2020

Taufan Yanuar

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *